Kisah Inspirasi: Sartono, Pencipta Lagu "Hymne Guru"

Nama di atas mungkin sudah demikian akrab di telinga kita. Salah satu nama Jawa tulen yang pasaran alias banyak kembarannya dimana-mana. Cirinya adalah nama yang singkat, jelas namun sarat dengan makna mendalam.

“Pak Sartono” begitulah MC memanggil nama beliau pada saat sesi pemberian penghargaan oleh Rektor dalam rangkaian acara Dies Natalis ITS Surabaya yang ke-51 hari Kamis kemarin. Beliau dinilai sangat berjasa atas sumbangsihnya dalam menciptakan lagu Hymne Guru. Sebuah lagu wajib yang sering kita dengar pada saat wisuda sekolah.

Pencipta Lagu Hymne Guru

Hasil Googling menunjukkan bahwa beliau saat ini sudah berusia 75 tahun. Jalannya memang sudah tertatih-tatih dan harus didampingi orang lain, namun raut wajahnya masih menunjukkan keceriaan. Sangat mengharukan saat dinyanyikan lagu Hymne Guru sebagai penghormatan untuk beliau. Dan tim liputan pun dengan sigap langsung mengarahkan kamera live ke beliau. Seluruh hadirin di Graha ITS dengan jelas bisa menyaksikan ekspresi beliau dari layar proyektor. Haru.

Menyimak lagu Hymne Guru, membuat memori saya set back ke masa-masa sekolah. Terbayang sosok bapak guru ibu guru yang sedemikian sabar mendidik kami. Mulai TK, SD, SMP hingga SMA. Sungguh benar dan harus diakui bahwa kesuksesan kita hari ini tidak lepas dari jasa-jasa beliau semua. Namun, belum sempat saya membalas kebaikan-kebaikannya. Semoga yang Di Langit sana yang menggantinya.

Seiring lagu yang dinyanyikan, ditayangkan slide tentang profil Pak Sartono. Di bagian penghujung, tertulis sebuah moto beliau “Ono dino, ono sego” (ada hari, ada nasi). Saya apresiasi ini sebagai sebuah bentuk keyakinan yang luar biasa atas kecukupan rejeki yang telah Dijanjikan oleh Alloh SWT kepada setiap mahluk-Nya. Terima kasih, Pak Sartono. Karyamu sangat menginspirasi kami

“Dan, tidak ada suatu binatang melata pun di bumi, melainkan Allah-lah yang akan memberi rezekinya.” (QS Hud [11]: 6).