Wednesday, March 6, 2013

Kisah Inspirasi: Sepasang Pengamen Jalanan

Subhanallah. Mungkin hanya kata itu yang bisa saya ucapkan saat melihat sepasang suami istri berjalan berdampingan sore hari kemarin dan beberapa hari sebelumnya. Guyub, ceria, saling melepas senyum berdua, meski dengan baju yang lusuh dan dihiasi topi yang sudah pudar warnanya. Sepertinya pakaian dan topi lama yang telah sekian tahun menemani perjalanan hidup.


Sobat, mereka berdua berjalan bersama bukan dalam rangka melepas penat, menikmati waktu. Tapi, karena tuntutan profesinya sebagai pemusik jalanan yang mengharuskan mereka berkunjung dari rumah ke rumah, menyanyikan sebait lagu dan menerima uang koin recehan satu atau beberapa keping. Sang suami bertugas memainkan gitar kecilnya, sedangkan sang istri mungkin sebagai biduannya.

Sobat, semakin mengagumkan saat saya melihat sang suami dengan tanpa rasa canggung, tanpa rasa malu, pun memelas wajahnya, melangkahkan kedua kaki bergantian yang sebenarnya cukup sulit untuk dia lakukan. Sebaliknya, justru ekspresi yang muncul adalah raut wajah gembira bahkan, menikmati sekali langkah demi langkah. Dan maaf sebelumnya, itu semua dikerjakan dalam kondisi bentuk tungkai kakinya seperti angka delapan, bukan seperti kita ini yang alhamdulillah lurus, normal. Susunan tulang dan sendi kakinya memaksa membentuk gerakan menyamping dan tertekuk saat mencoba mengayunkan kaki melangkah ke depan.

Sobat, kita belajar banyak dari beliau berdua bahwa bahagia bukan ada di harta, bukan ada di pekerjaan, bukan pula ada di fisik, ataupun ada di pasangan yang sempurna. Tapi bahagia ada di dalam hati, dalam ketentraman jiwa. Dukungan istri terhadap profesi suami serta kebersamaannya adalah salah satu penyebab diturunkannya sakinah mawadah/ kebahagiaan dalam keluarga. So, salam sayang dan hormat buat ayah bunda yang selama ini membesarkan kita dengan penuh cinta dan pengorbanan yang luar biasa :)

No comments:

Post a Comment